Sabtu, 01 Nov 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Rindu Yang Terbakar
Kumpulan Puisi Leni Marlina
Penulis: Leni Marlina*
Liburan - 16 Nov 2024 - Views: 1.11K
image empty
Ilustrasi
Ilustrasi Kumpulan Puisi Leni Marlina (Padang) "Rindu yang Terbakar". Sumber gambar: Starcom Indonesia's Artwork No. 205 by AI.

1/
Rindu yang Terbakar di Langit Kering


Kau berjalan di tanah tanpa jejak,
angin memeluk tubuhmu,
tapi kau tetap diam.
Rindu itu menyala di jantungmu,
seperti api yang tercipta dari debu yang terinjak,
terbakar begitu dalam,
hingga langitpun merinding.

Aku melihat matahari menelan bayanganmu,
tapi kau tetap berdiri,
pada ruang yang tak terjamah waktu.
Tidak ada air untuk memadamkan,
hanya pasir yang menyimpan rahasia
tentang rindu yang tak pernah pulang.

Padang, Sumbar, 2019

/2/
Cinta yang Mengikis Batu dalam Diam


Kau menatap batu yang terdiam,
seperti dunia yang menghitung detik dengan pelan.
Cinta tidak bersuara,
tapi batu itu mulai mengikis dirinya sendiri,
dari dalam,
menghancurkan kepahitan yang tak terucap.

Aku merasa rindu menetes di antara sela-sela bebatuan,
mengalir tanpa suara,
memahat bentuk yang tidak pernah ada.
Kau tahu, kan?
Batu itu menjadi lembut hanya karena
kau biarkan cinta mengalir melaluinya
seperti air yang membasuh luka.

Padang,  Sumbar,  2019

/3/
Langit yang Dijahit dengan Untaian Waktu


Langit bukan lagi biru,
tapi sehelai kain yang kau jahit dengan benang waktu.
Setiap ujungnya membawa cerita
tentang masa lalu yang tak bisa pulang.
Di sini, di ujung dunia yang tergantung,
kau menjahit luka yang terus tumbuh,
mengikatnya dengan harapan
yang terbuang pada ruang tak terbatas.

Aku melihat benang itu,
terputus,
lalu diambil angin dan dipasang kembali,
seperti puzzle yang tak sempurna.
Kau tahu, langit ini akan menyimpan segala kesakitanmu,
karena setiap jarum yang menusuknya
menjadi jejak tak terhapuskan.

Padang, Sumbar, 2019

*Riwayat Singkat

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina tahun sebagai karya untuk  koleksi puisi pribadi tahun  2019. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kali oleh penulisnya melalui media digital tahun 2024.
Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria's Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin sejumlah komunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:, (1)  Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, (2) Komunitas Internasional POETRY-PEN; (3) Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat): https://tinyurl.com/zxpadkr; (4) Komunitas Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02.

Komentar (75)
Syashikira
08 September 2025, 21:25 WIB
"pada ruang yang tak terjamah waktu" Dari larik ini lahirlah sebuah perpustakaan kreatif bernama “Timeless Words Library.”<br /> Perpustakaan ini bukan sekadar tempat menyimpan dan meminjam buku, melainkan ruang yang menghadirkan pengalaman lintas waktu. Filosofinya, meski waktu berlalu, ilmu dan cerita yang terjaga dalam buku tetap abadi, menemani setiap generasi. Di sini, pengunjung tidak hanya membaca, tetapi juga bisa ikut dalam kegiatan literasi seperti menulis kreatif, diskusi buku, pemutaran film sastra, hingga pameran arsip budaya. Perpustakaan ini juga menyediakan sudut co-working dengan nuansa klasik, sehingga pengunjung merasa sedang berkarya dalam ruang yang bebas dari batas waktu. Tujuannya bukan hanya menjaga warisan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kembali budaya membaca di tengah derasnya arus digital. Dengan begitu, perpustakaan menjadi oase tenang, tempat orang menemukan diri mereka melalui kata-kata yang tak pernah lekang dimakan waktu. <br /> Syashikira Syahrani Fauzyah (23018048) 25 JD EPR '23 SN 7-8 LM BD6 FBS.
Nahdiatul Fadhyla
08 September 2025, 20:40 WIB
Larik yang dipilih (dari puisi /3/Langit Yang di Jahit Dengan Untaian Waktu): <br>“Aku melihat benang itu, terputus, lalu diambil angin dan dipasang kembali, seperti puzzle yang tak sempurna.” <br> Makna larik: <br> Larik ini menggambarkan sesuatu yang sudah rusak atau hilang, kemudian berusaha diperbaiki, tetapi hasilnya tidak lagi sama. Benang yang terputus dan dipasang kembali tidak akan sekuat sebelumnya, sama halnya dengan puzzle yang disusun tanpa bagian lengkap, ia tetap menyisakan kekosongan. Pesan tersembunyinya adalah tentang keterputusan, kehilangan, dan upaya manusia untuk menyatukan kembali sesuatu yang pernah pecah, meskipun hasilnya tidak sempurna. <br> Dari puisi tersebut, saya mendapatkan beberapa ide usaha seperti: <br> 1. Usaha Reparasi / Daur Ulang Tekstil – memperbaiki atau mendaur ulang pakaian dan kain bekas, sehingga “benang terputus” bisa diberi nilai baru. <br> 2. Kerajinan Tangan dari Limbah – membuat produk kreatif dari bahan sisa (plastik, kertas, kain), yang walaupun tidak sempurna tetap memiliki nilai seni dan fungsi. <br> 3. Konseling atau Layanan Self-Healing – usaha dalam bidang psikologi atau bimbingan konseling untuk membantu orang menyusun kembali “puzzle hidupnya” meskipun ada bagian yang pernah hilang. <br> Nahdiatul Fadhyla (23018030)<br> 25 JD EPR '23 SN 7-8 LM BD 6 FBS
Yasyifa Khairunnisa
08 September 2025, 20:31 WIB
Dari larik "Cinta tidak bersuara, tapi batu itu mulai mengikis dirinya sendiri, dari dalam” ini muncul ide usaha kreatif bernama “Stone & Soul Craft.” Usaha ini mengolah batu alam menjadi kerajinan tangan seperti hiasan rumah, perhiasan, atau karya seni unik. Filosofinya, bahkan sesuatu yang keras seperti batu bisa berubah indah jika disentuh dengan cinta dan kesabaran. Selain menjual produk, usaha ini juga bisa menjadi ruang belajar bagi anak muda untuk berlatih mengukir, sehingga batu yang sederhana bisa menghadirkan makna sekaligus peluang usaha.<br /> <br /> Yasyifa Khairunnisa<br /> (23018137)<br /> 25 JD EPR '23 SN 7-8 LM BD6 FBS
Najwa Haniffia Kasantya
08 September 2025, 20:25 WIB
Saat membaca bait “Aku merasa rindu menetes di antara sela-sela bebatuan”, ide wirausaha yang muncul di pikiran saya adalah membuka usaha kafe atau tempat healing bernuansa alam. Kata “rindu” dan “bebatuan” memberi kesan tenang, sejuk, dan alami, seperti suasana sungai atau pedesaan. Dari situ saya membayangkan sebuah kafe dengan konsep alam terbuka, suara air mengalir, dekorasi batu dan tanaman hijau, sehingga pengunjung bisa melepas rindu dan penat sambil menikmati makanan atau minuman. Usaha ini tidak hanya menjual produk, tapi juga menjual suasana dan pengalaman. Konsep ini kreatif sekaligus punya daya tarik kuat, karena banyak orang di kota sekarang mencari tempat yang menenangkan hati dan pikiran. Najwa Haniffia Kasantya (23018032) Whatsapp Group: 25 JD EPR '23 SN 7-8 LM BD6 FBS
Alia Rihadatul Aisyi
08 September 2025, 20:20 WIB
Larik yang dipilih (dari puisi /3/ Langit yang Dijahit dengan Untaian Waktu):<br /> “Langit bukan lagi biru, tapi sehelai kain yang kau jahit dengan benang waktu.”<br /> Makna larik:<br /> Larik ini menggambarkan perubahan cara pandang terhadap kehidupan. Langit yang biasanya luas dan biru disimbolkan sebagai kain yang dijahit dengan benang waktu, artinya kehidupan adalah sesuatu yang bisa dibentuk, ditambal, atau diperbaiki melalui proses dan kreativitas.<br /> Dari puisi tersebut, saya mendapatkan beberapa ide usaha seperti:<br /> 1) Kerajinan Tangan (Handmade Craft) – produk rajutan, bordir, atau sulaman dengan konsep personalisasi, sehingga setiap produk bagaikan “langit yang dijahit dengan cerita pemiliknya.”<br /> 2) Brand Planner atau Jasa Kreatif – bisnis yang membantu orang/brand “menjahit ulang” cerita hidup atau identitas mereka melalui strategi branding.<br /> <br /> Alia Rihadatul Aisyi_ 25 JD EPR '23 SN 7-8 LM BD6 FBS