Minggu, 20 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Rindu Yang Terbakar
Kumpulan Puisi Leni Marlina
Penulis: Leni Marlina*
Liburan - 16 Nov 2024 - Views: 774
image empty
Ilustrasi
Ilustrasi Kumpulan Puisi Leni Marlina (Padang) "Rindu yang Terbakar". Sumber gambar: Starcom Indonesia's Artwork No. 205 by AI.

1/
Rindu yang Terbakar di Langit Kering


Kau berjalan di tanah tanpa jejak,
angin memeluk tubuhmu,
tapi kau tetap diam.
Rindu itu menyala di jantungmu,
seperti api yang tercipta dari debu yang terinjak,
terbakar begitu dalam,
hingga langitpun merinding.

Aku melihat matahari menelan bayanganmu,
tapi kau tetap berdiri,
pada ruang yang tak terjamah waktu.
Tidak ada air untuk memadamkan,
hanya pasir yang menyimpan rahasia
tentang rindu yang tak pernah pulang.

Padang, Sumbar, 2019

/2/
Cinta yang Mengikis Batu dalam Diam


Kau menatap batu yang terdiam,
seperti dunia yang menghitung detik dengan pelan.
Cinta tidak bersuara,
tapi batu itu mulai mengikis dirinya sendiri,
dari dalam,
menghancurkan kepahitan yang tak terucap.

Aku merasa rindu menetes di antara sela-sela bebatuan,
mengalir tanpa suara,
memahat bentuk yang tidak pernah ada.
Kau tahu, kan?
Batu itu menjadi lembut hanya karena
kau biarkan cinta mengalir melaluinya
seperti air yang membasuh luka.

Padang,  Sumbar,  2019

/3/
Langit yang Dijahit dengan Untaian Waktu


Langit bukan lagi biru,
tapi sehelai kain yang kau jahit dengan benang waktu.
Setiap ujungnya membawa cerita
tentang masa lalu yang tak bisa pulang.
Di sini, di ujung dunia yang tergantung,
kau menjahit luka yang terus tumbuh,
mengikatnya dengan harapan
yang terbuang pada ruang tak terbatas.

Aku melihat benang itu,
terputus,
lalu diambil angin dan dipasang kembali,
seperti puzzle yang tak sempurna.
Kau tahu, langit ini akan menyimpan segala kesakitanmu,
karena setiap jarum yang menusuknya
menjadi jejak tak terhapuskan.

Padang, Sumbar, 2019

*Riwayat Singkat

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina tahun sebagai karya untuk  koleksi puisi pribadi tahun  2019. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kali oleh penulisnya melalui media digital tahun 2024.
Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria's Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin sejumlah komunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:, (1)  Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, (2) Komunitas Internasional POETRY-PEN; (3) Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat): https://tinyurl.com/zxpadkr; (4) Komunitas Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02.

Komentar (66)
Rahayu Febriani
10 Desember 2024, 14:55 WIB
Thoughts After Reading The poem evokes feelings of deep longing and the profound impact of separation, as well as the passage of time that cannot erase intense emotions. 24 JD WRITING NK2-24 SL 7-8 LM
Desma Fauziah
10 Desember 2024, 14:18 WIB
This means time shaping and connecting moments, like threads weaving through life.
Favorite Line/Stanza My favorite stanza is: "I see the sun swallow your shadow, but you remain standing, in a space untouched by time." It beautifully captures the idea of enduring presence, despite the passage of time and inevitable changes. Thoughts After Reading The poem evokes feelings of deep longing and the profound impact of separation, as well as the passage of time that cannot erase intense emotions.

Ridel Decastro NK 2
24 JD Writing NK2-24 SL7-8 LM
Naufal Alghani Shandi
10 Desember 2024, 14:14 WIB
Based on the poem's theme of longing, loss, and hope, relevant entrepreneurship can be art therapy for emotional expression, personal memory products, art-themed literacy cafes, creative literacy workshops, or digital platforms for sharing poetry and art.
JD WRITING NK2-24 SL 7-8 LM
Dimas Prasetya Budi
10 Desember 2024, 14:14 WIB
The title of the poem gives meaning about longing, love and Hope
The most important part is
Aku melihat benang itu,
terputus,
lalu diambil angin dan dipasang kembali,
seperti puzzle yang tak sempurna.
Kau tahu, langit ini akan menyimpan segala kesakitanmu,
karena setiap jarum yang menusuknya
menjadi jejak tak terhapuskan.
After reading this poem I realized that longing too much for something is very painful.
Ridel Decastro
10 Desember 2024, 14:13 WIB
The title reflects the unhealed wounds of the land and the voices of the people who are suffering, yearning for change and justice. It suggests the deep, lingering pain caused by past injustices or ongoing strugglesAfter reading the poem, I’m reminded of the importance of acknowledging past wounds and how the cries for justice can sometimes be silenced, yet still echo through time."The poem makes me reflect on themes of loss, resilience, and the profound connection between people and their land.
24 JD WRITING NK 2-24 SL 7-8 LM

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: Module 'igbinary' already loaded

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: