Jumat, 25 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Langit Yang Ingin Menjadi Tanah
Kumpulan Puisi Leni Marlina
Penulis: Leni Marlina*
Style - 01 Dec 2024 - Views: 329
image empty
Ilustrasi
Ilustrasi Puisi Kumpulan Puisi Leni Marlina (Padang) "Langit yang Ingin Menjadi Tanah". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Artwork No. 302 by AI

/1/
Lilin yang Memilih Gelap

Kau bagaikan lilin
yang memilih tidak menyala,
bukan karena takut terbakar,
tapi karena kau tahu, gelap bagimu  menjadi
kanvas tempat jiwa menggambar.•

Bagimu, api hanya mendikte bentuk,
menciptakan bayangan yang memaksa.
Dalam gelap,
kau belajar meraba waktu
yang tak pernah berhenti berbisik .

Tanyakan pada malam,
mengapa ia mencintai kegelapan?

Ia akan menjawab
bahwa bintang hanya bisa berseri
di bawah langit yang kehilangan cahaya.

Kau memilih menjadi lilin yang diam,
yang tak memaksa gelap pergi.
Karena dalam gelap,
ada pelukan yang tak dimengerti
oleh terang.


Yogyakarta, 2013


/2/
Sungai yang Menolak Laut

Kau bagaikan sungai,
lahir dari mata air kecil,
yang berbisik dengan batu-batu.
Semua tikungan menjadi cerita,
semua arus menjadi mimpi yang belum selesai.

Laut memanggilmu,
seolah ia adalah takdir yang pasti.
Tapi kau menolak.
Kau ingin tetap bermain dengan akar-akar pohon,
bercengkerama dengan ikan kecil
yang menari tanpa beban.

Mengapa perjalanan harus berakhir?
Mengapa kebebasan harus ditukar
dengan kedalaman yang menelan segalanya?

Kau ingin menjadi sungai
yang terus mengalir,
tak pernah hilang,
meski tak pernah sampai.


Yogyakarta, 2013


/3/
Langit yang Ingin Menjadi Tanah

Langit terlalu tinggi,
terlalu biru,
terlalu sepi.
Ia menatap tanah dengan iri,
melihat bagaimana akar memeluk bumi,
bagaimana hujan menjadi cinta
yang jatuh tanpa ragu.

Langit ingin turun,
meninggalkan awannya yang megah,
menyentuh rumput yang sederhana,
menjadi bagian dari keheningan.

Tapi angin menahannya,
mengikat sayap-sayapnya
dengan tali takdir.
"Langit harus tetap langit,"
kata angin,
"dan tanah adalah mimpi
yang tak boleh kau sentuh."

Langit menangis,
dan tangisnya menjadi hujan.
Ia belajar,
bahwa meski jauh,
ia tetap bisa mencintai tanah
tanpa harus menyentuhnya.


Yogyakarta, 2013


/4/
Waktu yang Menjadi Bayangan

Waktu adalah bayangan,
mengejarmu di bawah matahari,
tapi lenyap begitu malam datang.
Ia adalah cermin yang memantulkan usia,
mengingatkan
bahwa  langkahmu suatu saat akan berakhir.

Kau ingin menjadi bayanganmu,
melangkah di belakangmu,
diam,
tapi selalu ada.

Tapi waktu berubah,
ia menjadi kabut
yang menelan tubuhmu.

Kau  kehilangan dirimu,
dan bayanganmu hanya tinggal serpihan
yang tak pernah bisa kau genggam.

Mungkin,
waktu hanyalah ilusi
yang kau pelihara
agar tidak merasa sendirian.


Yogyakarta, 2013

/5/
Rumah Tanpa Pintu


Kau ingin menjadi rumah
tanpa pintu.
Dindingmu adalah angin,
atapmu adalah langit malam.

Kau memanggil hujan
untuk menjadi tamu,
dan daun-daun gugur
menjadi karpet.

Manusia datang dengan ketukan,
tapi kau tertawa,
"Di sini, tak ada yang terkunci.
Masuklah tanpa takut,
tinggalkan rasa ragu itu."

Kau bagaikan rumah
yang menerima segalanya,
bahkan luka dan air mata.

Kau tahu,
keindahan tidak lahir dari kekosongan,
tapi dari retakan-retakan kecil
yang dibiarkan terbuka.

Kau adalah rumah
yang tetap utuh,
meski banyak bagiannya
pernah hancur.

Yogyakarta, 2013

Riwayat Penulis

Kumpulan puisi di atas, awalnya ditulis sebagai koleksi puisi pribadi  oleh Leni Marlina tahun 2013. Masing-masing puisi kemudian diedit kembali dan dibagikan secara digital pertama kalinya melalui group WA Kreator Era AI tahun dan selanjutnya dimuat di media online tahun 2024.

Saat ini, Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria's Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin sejumlah komunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:, (1) Komunitas Sastra Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, (2) Komunitas Internasional POETRY-PEN; (3) Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat):https://shorturl.at/2eTSB &https://shorturl.at/tHjRI ; (4) Komunitas Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02.

Tags
Tidak tersedia.