LIDAHRAKYAT.COM- Dibalik keterbatasan fisik dan fasilitas, semangat dan tekad luar biasa mampu menembus batas. Itulah yang dibawakan oleh siswa-siswi SMK Surya Kasih, sebuah sekolah muda yang bernaung di bawah Yayasan Surya Kasih Abadi dan berdiri pada tahun 2022 di pelosok Desa Usapinonot, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara. Dalam ajang Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat SMK se-Kabupaten TTU yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025, SMK Surya Kasih tampil sebagai Juara 3, mengalahkan banyak sekolah lain yang memiliki fasilitas jauh lebih lengkap.
Prestasi ini bukan sekedar soal trofi atau juara, melainkan simbol keberanian dan keyakinan bahwa mimpi besar bisa tumbuh di tempat yang kecil, bahkan tanpa gedung permanen. Sekolah yang hingga kini masih menumpang di bekas asrama SMP Satap Negeri Sanam ini membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah.
Kepala SMK Surya Kasih, Yosef Sengkoen, S.Pd, tak kuasa menyembunyikan rasa bangga dan harunya saat ditemui di lingkungan sekolah pada Rabu (7/05/2025). Kepada media ini, ia menyampaikan rasa syukur atas pencapaian anak-anak didiknya.
“Walaupun sekolah kami sederhana dan belum memiliki gedung permanen, kami tetap menunjukkan kepada publik bahwa kami punya potensi dan mampu berprestasi. Saya bangga melihat anak-anak tampil begitu percaya diri, tanpa rasa pesimis. Mereka membuktikan bahwa dengan semangat dan latihan yang sungguh-sungguh, mereka bisa bersaing. Juara 3 ini sudah sangat mengesankan. Jika nanti fasilitas kami sudah lebih baik, saya yakin mereka bisa mencapai lebih dari ini,” ujar Yosef dengan mata berkaca-kaca.
Tim debat SMK Surya Kasih terdiri dari tiga siswa yang telah berlatih keras: Florilesti Sengkoen, Henderikus Painenon, dan Ristin. Ketiganya tampil lugas, kritis, dan percaya diri di hadapan juri dan lawan debat dari berbagai sekolah. Floresti, yang mewakili tim saat diwawancarai, menyampaikan rasa syukur dan semangat yang membara.
"Kami di sekolah yang masih sangat darurat. Tapi kami percaya bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Kami berjuang, belajar keras, dan akhirnya bisa meraih juara ini. Terima kasih untuk Tuhan, bapak kepala sekolah, para guru pendamping, dan semua yang sudah mendukung kami. Ini bukan akhir, tapi awal motivasi bagi kami untuk berjuang lebih baik ke depannya," ujar Florilesti dengan senyum bangga.
Kisah SMK Surya Kasih menjadi bukti nyata bahwa semangat pendidikan tidak selalu dibentuk oleh megahnya gedung, canggihnya fasilitas, atau banyaknya anggaran. Terkadang, semangat itu tumbuh dari mimpi sederhana yang dibalut tekad, dari suara-suara yang memohon dalam keterbatasan, namun tetap percaya pada kekuatan belajar dan keyakinan diri.
Sekolah ini, meskipun belum memiliki gedung sendiri dan masih menumpang, tidak kehilangan jiwa. Guru-guru penuh dedikasi, siswa-siswi yang gigih, dan kepala sekolah yang membakar semangat adalah fondasi kuat yang menjadikan SMK Surya Kasih tetap berdiri dan melangkah maju.( Roman )
2.38K
132