LIDAHRAKYAT.COM Pastor Dekan, Dekenat Kamu Mapia dan Piyaiye, Pastor Rufinus Madai, Pr. dihadapan ratusan undangan dari berbagai kalangan dan organisasi, seperti gereja, pemerintah, kelompok adat (budaya/bunani), maupun ormas di Mogoutopa, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, meresmikan Pembangunan Rumah adat suku Mee berukuran 6cm x 10cm kamis, 07 November 2024.
Rumah adat tersebut diatas mulai dibangun pada bulan februari hingga selesai bulan November dengan tujuannya untuk menggali dan mengangkat dasar hidup orang Mee (Kabo Manaa) yang sudah ada sejak orang Mee di ciptakan Tuhan di tanah leluhurnya.
Sesungguhnya berdasarkan informasi yang diterima pada tanggal 05 November 2024 Bapak Kundradus Agapa selaku pendiri sekolah Adat Mee mengedarkan informasi permohonan Ijin tutup aktifitas tempat keramaian seperti pasar, kios, dan perkantoran wilayah Kabupaten Dogiyai guna kelancaran aktivitas peresmian gedung yayasan sekolah Adat di Mogoutopa.
"Allah telah menciptakan langit, bumi, dan segala isinya dan menciptakan manusia yang sempurna bersama adat (makanan, pakean, bahasa, alat musik, senjata tradisional, mata pencaharian, tempat tinggal) yang unik, namun sekarang sudah hilang atau punah termakan arus globalisasi modern, maka kita harus kembali ke tungku Api kehidupan yang sebenarnya (Ooda Owaada)" jelas Agapa (07/11/2024)
Dalam sambutannya Agapa Menyampaikan bahwa dalam waktu dekat proses belajar mengajar akan mulai, ada guru yang mengajar, mendidik, dan membina sehingga siapa saja bisa datang belajar karena terbuka umum.
"Ini dasar hidup kita dan mari kita bekerja sama untuk tetap mempertahankannya", Agapa menambahinya.
Bapak Titus Pekei selaku pengacara dan aktivis budaya, sekaligus Dosen Stk Touye Paapa Deiyai mengucapkan terimakasih banyak kepada niat pendidikan sekolah adat Mee di Meepago ini semoga unsur-unsur kebudayaan suku Mee ini tetap melestarikannya.
Dalam kesempatan yang diberikan kepada Bapak Ambrosius Gane selaku ketua Adat budaya Mee Mogoutopa mengatakan bangga, karena dengan pendidikan orang Mee bisa peduli dan pertahankan Budaya Mee yang sedang hampir punah. Saya sudah orang tua dan untuk mempertahankan dan meneruskan kepada generasi berikutnya di tangan anak mudah sekarang, maka keterlibatan anak muda dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai dan norma masyarakat Mee ini penting. Untuk itu mari kita kembali pada tungku Api (Ooda Owaada), pinta Gane (07/11/2024).
Ditengah hidangan masakan barapen (bakar batu/masakan khas Papua) itu Bapak Yenog Goo menghimbau jangan kita selalu terpaku pada minuman keras, togel, judi, zinah, dan lainnya tapi mari kita bangkit sama-sama untuk membenahi sedikit demi sedikit.
"Orang yang hidup tanpa budaya sama seperti plastik yang dibawah oleh angin sehingga tidak tau entah dimana jatuhnya" Goo Menutupnya (Apin Goo)
4 hrs ago
2.30K
132