Minggu, 20 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Wajahmu, Tanah Yang Terenggut
Ontologi Puisi Lidah Rakyat
Penulis: Leni Marlina*
Style - 13 Oct 2024 - Views: 705
image empty
Ilustrasi Puisi Leni Marlona
Ilustrasi Puisi Leni Marlina "Wajahmu Tanah yang Terenggut". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Painting Collection No.57 by AI

1)

Wajahmu kini seperti kanvas robek,

terguris sembilu di tangan-tangan asing

yang mencabik warna-warni yang dulu indah,

mengubah zaitun hijau menjadi debu kelabu,

menghapus senja di bukit yang terbenam

dalam tangisan langit yang pecah.


Lalu,

wajah itu mengusir damai dari benakku,

menyulut bara kemarahan dan kehilangan,

beribu monster berkeliaran di atas tanah yang koyak,

menebarkan bayang hitam yang tak

mengizinkan impian jadi kenyataan.


Oh, betapa wajahmu tanahku kini bercerita pahit,

setiap lekuknya adalah retak dan luka,

membuatku bergeming di antara reruntuhan,

mencari sisa-sisa rumah yang pernah aku kenal,

dan bertanya, di manakah kehangatan itu tersembunyi?


2)

Di setiap desahan angin yang mengelilingi,

ada bisikan getir tentang kematian yang tertunda,

ada aroma darah yang mengalir di atas tanah

seperti tinta merah yang memecahkan senja.

 

Di sana,

bayangan-bayangan keluarga yang hilang melayang,

menggapai-gapai dalam kekosongan yang menganga,

menunggu tangan kecilku yang rapuh, untuk menggenggam

kenangan yang melayang jauh di langit yang meradang.

 

Kapan, oh kapan, tanah ini akan terlahir kembali,

dari tumpukan abu yang menyiksa napasku,

dari reruntuhan rumah yang tak pernah kukenali lagi?


3)

Wajahmu kini tanahku, adalah mimpi buruk yang menjadi nyata,

jejak-jejak luka yang menuntunku pada sunyi,

yang terus-menerus menggali lubang dalam hatiku,

menyimpan tangisan anak-anak yang lenyap dalam raungan dan letusan senjata .

 

Namun,

sejauh mana pun mereka menyeretmu ke dalam kehancuran,

aku akan terus memanggil namamu tanahku, doaku akan selalu menyebar benih di tanahmu, yang mereka kira telah mati,

membiarkan akar-akar harapan menyusup ke dalam luka-luka,

dan suatu hari, wajahmu  akan kembali menyala,

meski terbakar hangus beribu kali, tetap akan ada  benih cahaya yang terus tumbuh menyala,

hingga suatu hari,  wajahmu yang damai penuh rindu akan kembali.


Padang, Sumbar,  2023

*Riwayat Singkat Penulis.

Leni Marlina telah mengabdi sebagai dosen tetap di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang sejak tahun 2006 dan pernah dianugerahi Dosen Berprestasi Terbaik 1 Kategori Penulis yang Diberikan oleh Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang pada tahun 2015. Sebelumnya, ia menamatkan program Sarjana Sastra Inggris tahun 2005 dengan prediket Cumlaude, setelah setahun sebelumnya dianugerahkan penghargaan sebagai Terbaik Pertama Mahasiswa Berpretasi Tingkat Nasional tahun 2024.
Tahun 2011, ia menerima Beasiswa S2 Luar Negeri untuk mengambil Program Master of Writing Literature di Deakin University, Melbourne dan lulus tahun 2013. Ia aktif membimbing kegiatan kemahasiswa, training dan pengabdian di luar kampus di bidang kepenulisan, kebahasaan, dan kebudayaan.
Penulis yang saat ini merupakan ibu dari tiga orang  putra ini,   juga merupakan pendiri dan kepala beberapa komunitas sosial, sastra dan pendidikan, termasuk World Children's Literature Community (WCLC), POETRY-PEN International Community, serta Komunitas Membaca dan Menulis Puisi Indonesia (PPIPM: Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat). Selain itu, penulis mendirikan dan memimpin dua kursus bahasa Inggris: ECSC (English Children's Literature Smart Course) dan MEC (Marvelous English Course), serta komunitas sosial berbasis digital, Starcom Indonesia (Starmoonsun Eduprenuer Community Indonesia). Sebagai anggota aktif dari Perkumpulan Penulis Indonesia SATU PENA Sumatera Barat, penulis juga terlibat dalam kolaborasi internasional, seperti Victoria Writers Association di Australia dan ACC International Writers Community di Hong Kong.

Tags
menyala tanah
Komentar (61)
Asti Marito Rambe
30 Desember 2024, 11:09 WIB
1. Business Idea Inspired by the Poem: A potential business idea inspired by the poem "Wajahmu, Tanah Yang Terenggut" could be the establishment of a social enterprise focused on community rebuilding and healing in conflict-affected areas. This enterprise could provide vocational training and employment opportunities for individuals in these communities, helping them to rebuild their lives and regain a sense of dignity. Additionally, the business could create programs that promote mental health and emotional well-being, such as art therapy and community storytelling workshops, allowing individuals to express their experiences and foster resilience. By integrating sustainable practices, such as using local materials and resources, the enterprise could also contribute to the economic revitalization of the area while honoring the cultural heritage of the community.

2. Character Traits to Apply in Business: The character traits that should be applied in starting and running this business include empathy, determination, and hope. Empathy is crucial for understanding the struggles and needs of individuals affected by conflict, allowing the business to create programs that truly resonate with the community. Determination is essential for overcoming the challenges of working in difficult environments and for driving the mission of rebuilding and healing forward. Lastly, hope is vital for inspiring both the business team and the community, fostering a belief in the possibility of renewal and growth, much like the seeds of hope that are mentioned in the poem, which can flourish even in the face of adversity. Jesica Imelda Pasaribu. 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM
Desma Fauziah
10 Desember 2024, 14:09 WIB
This title means this phrase depicts loss or destruction that affects a person's identity or integrity, both physically and emotionally. Favorite Line: “Setiap lekuknya adalah retak dan luka, membuatku bergeming di antara reruntuhan, mencari sisa-sisa rumah yang pernah aku kenal.” I like it because it shows the pain of losing a home. 3. Thoughts After Reading: This poem makes me think about the sadness and hope of people who want their land to heal.

Ridel Decastro NK 2
24 JD Writing NK2-24 SL7-8 LM
Naufal Alghani Shandi
10 Desember 2024, 14:06 WIB
The poem you shared carries a very powerful picture of the suffering and destruction experienced in the land of Palestine. From this, there are several venture ideas or movements that could emerge to help those caught up in conflicts and humanitarian crises: 1. **Social and Humanitarian Undertaking**: Reading this poem emphasizes the importance of real action. A venture idea that could emerge is to establish social institutions focused on raising funds for medical assistance, education, and infrastructure in conflict areas such as Palestine.
JD WRITING NK2-24 SL 7-8 LM
Dimas Prasetya Budi
10 Desember 2024, 14:04 WIB
what is the meaning of the title of the poem to you is The title of this poem has an important meaning for the struggle of Muslims in Palestine.
which line/stanza you like very much
Di setiap desahan angin yang mengelilingi,

ada bisikan getir tentang kematian yang tertunda,

ada aroma darah yang mengalir di atas tanah

seperti tinta merah yang memecahkan senja.

what things come to your mind after reading the poem is I realize that as a human being I still have many sins in contrast to those in Palestine. Even though they are at war, they still worship.
Ridel Decastro
10 Desember 2024, 14:00 WIB
"The title 'Kumpulan Puisi Leni Marlina – Padang' indicates a collection of poems that may reflect the beauty, struggles, and daily life of Padang, perhaps with insights into the local culture and environment.""I really like the stanza where the poet describes 'Padang yang indah, namun penuh tantangan,' because it resonates with the idea of beauty amidst difficulty, showing the duality of life in Padang.""After reading the poem, I’m reminded of the complexity of life, where beauty and hardship coexist, making every experience in Padang uniquely powerful."
24 JD WRITING 2-24 SL 7-8 LM

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: Module 'igbinary' already loaded

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: