Partai politik yang benar-benar terbuka, atau istilah kerennya “Super-Terbuka” atau “Super-Tbk”. Maksudnya? Maksudnya partai politik yang dimiliki oleh para anggotanya, bukan dimiliki oleh keluarga tertentu atau oleh para segelintir oligark, elit partai.
Ide yang disodorkan Jokowi ini cukup menggoncang blantika perpolitikan kita. Seperti biasa, ada yang menyambutnya dengan positif dan antusias, ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang nyinyir atau negatif. Tapi yang jelas ide ini telah jadi perbincangan atau wacana publik yang menarik. Koran Singapura ‘The Straits Times’ (March 16, 2025) mengulasnya dengan tajuk “Indonesia’s ex-president Jokowi plans to form ‘Super Party’ to boost political influence”. Menarik juga mencermati pandangan negara tetangga yang maju ini. Dalam pengamatan mereka, lima bulan setelah lengser sebagai presiden Indonesia, Jokowi masih disibukkan dengan antrean orang-orang yang ingin menemuinya di rumahnya di Solo, Jawa Tengah. Ini fakta. Tapi untuk mereka rela antri di gang sempit itu, ya untuk apa? Untuk meminta nasihatnya, menyampaikan petisi, atau sekadar mengucapkan terima kasih atas kontribusinya bagi negara. Atau hanya untuk berfoto ria dengan figur yang mereka idolakan. Itu saja.
Postingan media sosial Jokowi juga menjadi bahan pengamatan. Disebut Jokowi menyoroti pertemuannya dengan klub sepak bola setempat, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. Atai sekedar makan sate di warung sekitara Solo. Semua aktivitas sosial ini, menurut mereka mencerminkan pengaruh politiknya yang berkelanjutan. Jokowi diketahui juga sempat menyambut tokoh-tokoh terkemuka termasuk pengusaha Mochtar Riady (Lippo Group) dan keluarganya, mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad, dan yang terbaru, Hashim Djojohadikusumo, saudara laki-laki dan sekarang juga menjabat sebagai penasihat (utusan khusus) Presiden Prabowo Subianto.
Tentang kunjungan Dr. Mahathir dan putrinya Marina pada 26 Februari 2025 yang baru lalu, Jokowi pernah membaginya di laman Facebooknya. Ia bersama Ibu Iriana, menjamu tamu dari negeri jiran itu dengan “berdiskusi aktif sambil makan di rumah kami, membeli batik, dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Solo”, begitu katanya. Jadi semacam ‘tour-guide’ istimewa bagi tamu istimewa juga. Artikel Strait Times itu juga mengakui bahwa dukungan Jokowi berperan penting dalam kemenangan Prabowo dalam pemilihan presiden bulan Februari 2024 lalu, dimana putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka kini menjabat sebagai wakil presiden Indonesia. Dan sekarang dikatakan, Jokowi di usianya yang ke 63 tahun sedang tidak berpartai, namun ia tengah bersiap untuk mempertaruhkan popularitasnya yang masih tinggi mata masyarakat Indonesia, yang diperoleh selama 10 tahun berkuasa, dengan membentuk apa yang disebutnya “Partai Super Terbuka”, atau Super Party PLC.
Terbuka, atau Tbk, merujuk pada versi Indonesia dari perusahaan terbatas publik (public listed company, PLC), di mana saham perusahaan dapat dimiliki oleh publik. Jokowi menyinggung tentang konsep Partai Super Tbk ini pada 11 Februari 2025 lalu dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab di kanal YouTube-nya. Jokowi bilang, “Kami menginginkan partai politik yang super terbuka… yang dimiliki oleh semua anggota. Itulah partai politik yang ideal di masa depan, menurut saya,” ujarnya seraya menambahkan bahwa rencana untuk partai tersebut masih dalam tahap finalisasi. Jadi belum final, masih berproses. Usulannya ini ternyata menarik minat banyak kalangan. Partai-partai besar seperti Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan antusias mengharapkan rincian tentang gagasan itu. Kelompok relawan yang berpihak pada Jokowi, misalnya Projo, yang merupakan singkatan dari Pro Jokowi, dengan cepat telah menyuarakan dukungannya. Walaupun mereka juga sadar sepenuhnya bahwa masa jabatan Presiden Joko Widodo telah mencapai batas konstitusional Indonesia, yaitu dua periode, sehingga tidak dapat mencalonkan diri sebagai presiden lagi. Namun ini yang penting, menurut banyak analis, memiliki “rumah” politik seharusnya membantu Jokowi meningkatkan pengaruh politiknya. Selain itu, juga dapat membantu Gibran dan menantunya Bobby Nasution untuk mencapai jabatan politik yang lebih tinggi di kemudian hari. Itu pandangan banyak analis politik.
Dr. Cecep Hidayat, dosen di Departemen Ilmu Politik Universtias Indonesia bilang, “Ketika Jokowi lengser sebagai presiden, semua kekuasaan otoritatif berpindah ke Prabowo. Namun, pengaruh Jokowi masih ada. Ia ingin membuat Partai Super Tbk, yang dapat meningkatkan (pengaruhnya)… Partai Super ini dapat menjadi strateginya untuk memiliki kendaraan politik.” Jokowi, Gibran dan Bobby diberhentikan (dipecat) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada bulan Desember 2024 setelah keretakan panjang dengan ketuanya, Megawati Soekarnoputri. “Saat lengser, Jokowi berbeda dengan mantan presiden lain seperti Megawati yang kembali sebagai Ketua Umum PDI-P. Berbeda pula dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang menjadi ‘pemilik’ Partai Demokrat,” kata Dr Cecep Hidayat.
Analis politik di Jakarta, Hendri Satrio (Hensat), mengatakan bahwa secara teori, konsep partai terbuka sudah ada dalam sistem politik Indonesia. “Semua partai politik sebenarnya super terbuka, di mana setiap orang dapat mendaftar sebagai anggota dan memiliki kesempatan untuk mencapai puncak.” Namun dalam praktiknya, sebagian besar partai politik dikontrol ketat oleh elit politik Indonesia. Ini fakta. Hensat mengatakan bahwa, “Delapan partai politik yang memiliki kursi di DPR di Senayan telah menjadi partai milik elit. Dari proses pengambilan keputusan hingga regulasinya, semuanya dijalankan oleh elit.” Inilah mengapa gagasan Jokowi soal Partai Super Tbk jadi menarik.
Ciri utama dari model Partai Super Tbk ini adalah bahwa anggota dapat secara langsung memilih pemimpin mereka dan mendorong kebijakan partai, dengan tujuan menghilangkan hak istimewa politik elit. Saat ini, sebagian besar partai memilih pemimpin mereka melalui perwakilan daerah selama kongres mereka. Bahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih pemimpinnya lewat Majelis Syuro, yang merupakan dewan pimpinan tertinggi partai tersebut. Andy Budiman, yang Wakil Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dalam artikel Strait Times itu mengatakan bahwa PSI akan mengadopsi konsep Partai Super Tbk dalam kongres tahunannya yang akan datang pada bulan Mei 2025. “Ini akan menjadi antitesis dari partai politik yang dimiliki oleh para elit. (Partai Super Tbk) akan dimiliki oleh masing-masing individu, para anggota partai,” katanya, mengacu pada transformasi baru partai tersebut terkait dengan konsep Partai Super Tbk dari Jokowi.
“Melalui kongres, kami akan mengubah aturan dasar partai sehingga di masa mendatang, ketua partai akan dipilih secara terbuka – satu orang, satu suara. Semua anggota dapat memilih melalui e-vote. Ini akan menjadi yang pertama di Indonesia. Jika Partai Super Tbk ini memiliki struktur yang mirip dengan korporasi di mana publik dapat membeli sahamnya, partai ini akan bergantung pada mayoritas yang memiliki saham… Partai semacam ini (diharapkan) tahan terhadap ‘investasi elit’ juga pertikaian ideologis,” tambah Andy Budiman.
Dalam keterangan lanjutannya, Andy Budiman mengatakan bahwa menuju Partai Perorangan dan Partai Super Tbk ini perlu difasilitasi oleh teknologi. Maka harus ditempuh dengan sangat hati-hati, jangan sampai ada ‘manipulasi’ yang akhirnya menafikan intensi yang baik ini. Persiapannya harus matang, misalnya soal verifikasi anggota (calon pemilih), penetapan kriteria calon yang bisa dipilih (kandidat), dan sebagainya. Sebelumnya Mahkamah Agung (MA) telah menghapus apa yang disebut ambang batas presidensial dalam pemilihan nasional berikutnya. Ini akan menjadi keuntungan bagi partai politik baru masih relatif kecil. Termasuk bagi PSI yang telah bertekad untuk menjadi Partai Super Tbk lewat konsep Partai Perorangan (one man one vote).
Menurut Strait Times, putusan MA pada 2 Januari 2025 lalu pada dasarnya berarti bahwa bahkan partai-partai yang tidak memiliki satu kursi pun di parlemen dapat mencalonkan seorang kandidat. Hal ini akan memungkinkan, misalnya, PSI – yang diketuai oleh putra kedua Jokowi, Kaesang Pangarep – untuk mencalonkan Gibran untuk maju dalam pemilihan presiden berikutnya pada tahun 2029, tanpa harus bersekutu dengan partai-partai lain. Namun Ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI, Cheryl Tanzil sudah menyatakan partainya mendukung kembali Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2029 nanti. Cheryl mengatakan PSI siap memberikan dukungan untuk siapapun calon pemimpin asalkan tulus bekerja untuk rakyat. Sebelumnya, seorang kandidat presiden hanya dapat dicalonkan oleh partai atau koalisi yang memiliki setidaknya 20 persen kursi di parlemen yang beranggotakan 580 orang.
Tentang ‘one man one vote’ dimana setiap anggota punya bobot suara yang sama. Konsekuensinya dalam mekanisme pemilihan Ketua Umum nanti mesti difasilitasi dengan teknologi. Ini ciri partai modern yang transparan prosesnya. Harapannya tentu untuk membawa angin baru dalam kancah perpolitikan yang terasa semakin sumpek akibat dikotori oleh berbagai konspirasi dan persekongkolan dibelakang layar. Transparansi, itu intinya. Sehingga pengejawantahan “vox populi vox dei” bolehlah disematkan pada parpol yang mengadopsi system demikian.
Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Pemerhati Soal Ekonomi dan Politik, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.
2.38K
132