Minggu, 20 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Saat Rakyat Bicara, Elit Berlutut
Rakyat Sebagai Pemegang Kedaulatan
Penulis: Meja Redaksi Lidah Rakyat
Politik - 05 Dec 2024 - Views: 231
image empty
Ilustrasi

LIDAHRAKYAT.COM Jakarta, kota yang tak pernah tidur, akhirnya menyaksikan puncak dari drama politik yang mendebarkan. Pilgub 2024 telah selesai. Bukan sekadar selesai, tapi seperti bab terakhir dari novel epik yang memukau. Siapa bintang utamanya? Bukan koalisi besar yang penuh intrik. Bukan kubu dengan baliho di setiap sudut jalan. Tapi satu nama besar, PDIP.

Sendirian. Ya, sendirian! Melawan 12 partai sekaligus. Sebuah pertarungan yang di atas kertas seperti David melawan Goliath. Tapi kali ini, bukan sekadar batu kecil yang melayang. Ini adalah tsunami suara rakyat yang menggulung semua kalkulasi elit. Pramono Anung dan Rano Karno maju dengan percaya diri, seperti ksatria dalam balutan merah, mengayunkan pedang keyakinan rakyat.

Hasilnya? Jakarta dibuat terperangah. Pramono dan Rano menang. Bukan menang biasa. Menang telak dalam satu putaran. Suara mereka mencapai 50,7 persen, langsung mengunci kemenangan tanpa perlu babak tambahan. Sebuah kemenangan yang membuat sejarah bergetar. Sementara itu, kubu Ridwan Kamil-Suswono tampak kalut. Suara mereka hanya mencapai 39,4 persen. Sebuah angka yang cukup besar untuk bermimpi, tapi tidak cukup besar untuk menang. Kalah itu memang pahit, tapi menerima kekalahan sepertinya jauh lebih pahit. Mereka pun langsung melaporkan KPU ke DKPP.

Tuduhan demi tuduhan dilemparkan, dari manipulasi suara hingga kecurangan sistem. Mungkin, bagi mereka, lebih mudah menyalahkan KPU dari bercermin pada realitas. Namun, drama belum selesai di situ. Pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana, dengan raihan suara yang jauh lebih kecil, memilih diam.

Tidak ada protes. Tidak ada kegaduhan. Mungkin mereka sudah pasrah. Atau mungkin mereka tengah tenggelam dalam refleksi mendalam di bawah sinar lilin politik yang mulai redup.

Ketika kalah, kambing hitam langsung jadi menu utama. Kambing tetangga pun dicurigai. Padahal, rakyat sudah berbicara. Rakyat sudah memilih. Ini Jakarta, Bung. Bukan sinetron yang skenarionya bisa diubah semalam.

"Rano Karno jadi Wakil Gubernur Jakarta?" tanya seorang penonton televisi di warung kopi. "Si Doel pulang ke Jakarta, ya? Ini pasti film yang happy ending!"

Begitulah, Pilgub Jakarta 2024 ditutup dengan gaya. Satu putaran saja, tanpa drama perpanjangan. PDIP? Luar biasa. Rakyat Jakarta? Luar biasa juga. Mereka membuktikan bahwa "koalisi besar" tidak selalu berarti kemenangan. Besar belum tentu kuat, yang kecil belum tentu kalah. Seperti badai yang meluluhlantakkan gedung-gedung tua, kemenangan ini adalah pesan jelas dari rakyat, tidak peduli seberapa besar kekuatan elit, suara rakyatlah yang pada akhirnya menentukan segalanya. Seperti kata pepatah Betawi: "Air kecil jadi kawan, air besar jadi lawan." Kali ini, air besar tersapu ombak kecil yang bernama suara rakyat (Rosadi Jamani)