Minggu, 20 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Rupanya Masih Ada Isu MLB NU
Kopi dan Polemik
Penulis: Meja Redaksi Lidah Rakyat
Analisis - 02 Dec 2024 - Views: 219
image empty
Ilustrasi

Saya kira isu Muktamar Luar Biasa (MLM) NU sudah hilang. Sama seperti hilangnya polemik nasab nabi. Rupanya, masih ada wak. Sambil menunggu pesanan Gojek, mau ke Bandara Supadio Pontianak, yok kita bahas isu yang sempat panas jelang pelantikan Prabowo sebagai presiden ini.

Di negeri tempat kopi dan polemik menjadi dua sisi koin yang tak pernah usang, muncul lagi wacana segar, MLB NU. Sebuah istilah yang, jika diucapkan dengan nada teatrikal, terasa seperti pengumuman liga sepak bola dunia. Sayangnya, ini bukan tentang Messi atau Ronaldo. Ini tentang NU. Nahdlatul Ulama. Organisasi besar yang gemar merayakan salawatan, tapi belakangan terlihat mulai gemar berdebat dengan diri sendiri.

Jafar Shodiq, sang juru bicara gerakan ini, membuka pernyataannya seperti seorang dalang wayang yang melontarkan sindiran halus tapi menusuk. "MLB ini legal," katanya. Benar juga. Dalam AD/ART NU, semua tertera. Seolah buku sakti itu adalah kitab undang-undang tak tertulis yang lebih sering diperdebatkan daripada ditaati. Namun, di balik kata-kata "legal" itu, Jafar menyisipkan amunisi retorika yang tak kalah pedas. "Phobia terhadap perubahan." Wah, berat. Kalau NU ini diibaratkan kapal layar, tuduhan ini seperti menyebut nakhodanya takut angin. Tapi masalahnya, siapa nakhodanya? Gus Yahya, katanya. Tapi Gus Yahya, menurut Jafar, justru seperti nakhoda yang lupa peta. Salah pelabuhan, salah arah.

Jafar juga menyebut PBNU sekarang “jauh dari akhlak ke-NU-an.” Sebuah pukulan telak yang terdengar seperti satire. Bayangkan, organisasi sebesar NU yang selama ini dielu-elukan sebagai penjaga moral, kini disindir kehilangan moralitasnya sendiri. Kalau ini pertandingan tinju, pernyataan ini sudah seperti uppercut langsung ke dagu. Lalu, ada tudingan soal "intimidasi." Katanya, pelantikan PWNU Jawa Timur itu seperti arena gladiator. Semua digiring, dikarantina, dan ditekan. Tapi tunggu dulu, karantina ini untuk konsolidasi atau penyelesaian masalah? Jafar memilih kata "intimidasi." Lagi-lagi, ini seperti menyulut api di padang rumput kering.

Tabayyun, katanya, adalah nafas organisasi ini. Tapi menurut Jafar, tabayyun itu hilang. Gus Yahya, kata dia, lebih sibuk dengan agenda sendiri. Ah, tabayyun ini rupanya nasibnya seperti legenda urban, semua tahu namanya, tapi tak pernah jelas keberadaannya.

Di tengah semua ini, muncullah istilah "Mukharriq." Wah, ini kata baru yang rasanya seperti judul novel berat. Mukharriq ini, katanya, adalah mereka yang ingin menjaga marwah NU. Tapi tunggu dulu, menjaga atau mengklaim? Karena marwah ini, jika diibaratkan harta karun, sepertinya sedang jadi rebutan di antara bajak laut. Apakah MLB ini solusi? Atau hanya panggung baru bagi mereka yang haus perhatian? Entahlah. Yang jelas, di tengah segala narasi penuh bumbu ini, NU menjadi lebih hidup dari sebelumnya.

Akhir kata, semoga wacana MLB ini tidak berubah menjadi Majelis Lucu Bersama. Karena NU, dengan segala kekayaan intelektual dan spiritualnya, terlalu berharga untuk sekadar jadi bahan diskusi di warung kopi. Mobil pun sudah datang, doakan selamat tiba di Surabaya. Tunggu celotehan saya dari Kota Pahlawan. (Rosadi Jamani)

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: Module 'igbinary' already loaded

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: