Jumat, 25 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Perempuan dan Pendidik sebagai Pilar Perdamaian: Kesetaraan Gender dalam Membangun Kohesi Sosial
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Penulis: Redaksi LidahRakyat
Politik - 01 Mar 2025 - Views: 119
image empty
Flyer Webinar

Sinopsis Diskusi :

Kesetaraan gender adalah hak asasi manusia dan kunci pembangunan berkelanjutan, namun ketidaksetaraan masih meluas, membatasi akses perempuan terhadap pendidikan,  pengambilan keputusan, dan meningkatnya resiko diskriminasi berbasis gender. Tantangan perempuan di masyarakat juga mencakup keterbatasan dalam akses terhadap sumber daya ekonomi, representasi dalam kepemimpinan dan stereotip sosial yang menghambat peran mereka sebagai agen perdamaian. Dalam upaya global untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan memperkuat kontribusi perempuan dalam perdamaian dan keamanan, United Nations menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan melalui berbagai kebijakan internasional. Beijing Declaration and Platform for Action (1995) menjelaskan bahwa kesetaraan gender bukan hanya soal hak asasi manusia, tetapi juga landasan utama bagi keadilan sosial, hal ini merupakan faktor kunci yang mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan dan perdamaian. Selain itu, UN Security Council Resolution (UNSCR) 1325 on Women, Peace, and Security (2000) Resolusi ini menegaskan peran penting perempuan dalam perdamaian, mulai dari pencegahan konflik hingga rekonstruksi pasca konflik, serta partisipasi setara dan penuh mereka dalam upaya menjaga keamanan.

Perempuan memainkan peran kunci dalam memperkuat toleransi, mendorong inklusi sosial, dan membangun kohesi masyarakat, terutama di dunia yang semakin beragam secara budaya dan agama. Agama, spiritualitas, dan kepercayaan memiliki peran penting dalam kehidupan jutaan orang, membentuk nilai-nilai dan aspirasi mereka, sementara kebebasan berpikir, hati nurani, dan beragama merupakan hak universal yang harus dijamin bagi semua individu, termasuk perempuan.

Untuk menciptakan masyarakat yang setara dan damai, penting untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya dilindungi dari diskriminasi berbasis agama dan ekstremisme, tetapi juga diberdayakan melalui pendidikan dalam mencegah konflik berbasis agama dan mempromosikan harmoni sosial. Guru atau pendidik memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kesetaraan gender dan toleransi sejak dini. Pendidikan yang berbasis pada pendekatan inklusif dapat menjadi modal sosial dalam membangun generasi yang lebih sadar akan pentingnya kesetaraan dan harmoni sosial. Sebagai garda terdepan dalam pendidikan, pendidik tidak hanya berperan sebagai fasilitator pembelajaran, tetapi juga agen perubahan yang dapat membentuk norma sosial yang lebih adil dan setara di masyarakat.

Bersamaan dengan ini, Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) sebagai pendekatan kreatif untuk menciptakan masyarakat toleran dan kohesif mampu menjadi dasar kerangka berpikir yang eksisten dan berkelanjutan. Dalam dunia yang semakin kompleks, melalui pendekatan LKLB, perempuan dan pendidik memiliki potensi besar dalam mencegah konflik berbasis agama dan budaya dengan memanfaatkan modal sosial yang ada di komunitas untuk mempromosikan dialog lintas agama dan budaya, memperkuat kepercayaan antar kelompok, serta membangun komunitas yang lebih inklusif dan menyelesaikan perbedaan secara damai. Webinar ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya perempuan dan pendidik sebagai pilar perdamaian dan kohesi sosial. Melalui kolaborasi multipihak, termasuk lembaga pemerintahan, institusi pendidikan, organisasi masyarakat sipil, serta akademisi, dalam meningkatkan keterlibatan perempuan dan pendidik dalam mencegah konflik, serta memperkuat kohesi sosial di tingkat lokal, nasional, dan global.

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: Module 'igbinary' already loaded

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: