Jumat, 25 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Kunjungi KWI, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ajak Gotong Royong Bangun Pendidikan
Gotong Royong Bangun Pendidikan
Penulis: Redaksi LidahRakyat
Peristiwa - 10 Nov 2024 - Views: 192
image empty
Foto : Dok - Humas
Mendikdasmen Abdul Mu’ti melakukan audiensi dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di kantor pusat KWI, Jakarta (06/11). Menteri Mu’ti mendengar masukan dan usulan dalam pengelolaan pendidikan Indonesia, utamanya terkait peran swasta dalam pendidikan Indonesia. Dalam pertemuan ini hadir para Uskup dari berbagai wilayah Indonesia.

LIDAHRAKYAT.COM Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan pesan gotong royong untuk membangun pendidikan. Mendikdasmen mengatakan ini saat mengunjungi para pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta pada Rabu malam (6/11/2024).

Selain KWI kunjungan kerja Mendikdasmen juga ke sejumlah organisasi penyelenggara pendidikan guna membangun kemitraan dan memajukan sistem pendidikan Indonesia.

“Kami menyadari dalam membangun sistem pendidikan ada peran serta masyarakat yang penting di dalamnya. KWI merupakan salah satu organisasi yang memiliki dan menyelenggarakan pendidikan dengan skala yang besar,” ujar Abdul Mu’ti

Dalam sambutannya Mendikdasmen menyoroti tentang gotong royong dalam membangun pendidikan. Mu'ti mengatakan pihaknya memiliki prinsip bahwa pihak swasta merupakan mitra dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena itu Mu’ti mengapresiasi kinerja KWI yang sudah membantu pemerintah dalam membangun pendidikan, terutama penguatan karakter peserta didik.

“Kami melihat yayasan pendidikan di bawah KWI banyak tersebar di wilayah Indonesia dan KWI telah menunjukkan komitmen tinggi dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa serta inklusif dalam menjalankan sistem pendidikan,” ucap Mendikdasmen.

Mendikdasmen Mu’ti berharap kunjungan tersebut akan membangun kerja sama yang baik ke depannya antara Kemendikdasmen dengan KWI. Menurutnya, pendidikan merupakan sarana membangun integrasi sosial, tempat di mana para murid bertemu dengan murid lainnya dan menjadi rumah belajar untuk membentuk karakter bangsa.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, menyambut baik kunjungan Mendikdasmen beserta jajaran pimpinan Kemendikdasmen. Ia mengatakan, sangat optimis dengan kepemimpinan Menteri Abdul Mu’ti pendidikan Indonesia akan jauh lebih baik ke depannya.

“Kunjungan ini sangat berharga dan kami mengapresiasi bahwa dalam kunjungan ini kami dapat mencurahkan keluh kesah kami dan memberi masukan yang dapat diakomodir Kemendikdasmen dalam membangun pendidikan. Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, kami siap membantu pemerintah dan menjadi mitra yang baik, bergotong royong membangun pendidikan,” ujar Mgr. Anton.

Terkait aspirasi bidang pendidikan, Sekretaris Komisi Pendidikan KWI, Antonius Vico Christiawan, menjelaskan bahwa saat ini KWI memiliki 5.369 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam paparannya, ia menyebut bahwa pemerintah harus menjamin kesejahteraan dan peningkatan kualitas para guru.

“Untuk membentuk peserta didik yang berkualitas diperlukan guru yang siap mengajar dan dibekali dengan kesejahteraan yang baik. Selain itu, kami juga menginginkan dengan pemerintah baru sekarang ini dapat meningkatkan infrastruktur pendidikan, mulai dari bangunan sekolah maupun sarana dan prasarana di dalamnya,” papar Vico.

Dalam pembentukan karakter bangsa, Vico menyoroti tentang kurikulum yang harus membangun kearifan lokal untuk peserta didik. Menurutnya, nilai-nilai dalam kearifan lokal dapat membuat peserta didik menyadari betapa pentingnya nilai moral sebagai bekal masa depan.

“Selain tentang guru dan infrastruktur pendidikan, kami melihat pendidikan moral menjadi hal penting dalam membangun karakter bangsa. Ini menjadi pekerjaan bersama ke depan, dan KWI siap melengkapi dan membantu kerja Kemendikdasmen,” ucap Vico.

Dalam kunjungan ini turut hadir Wamendikdasmen Atip Latipulhayat dan Fajar Riza UI Haq; Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril; Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Nunuk Suryani, dan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo (*)