Sabtu, 24 May 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Gibran Rakabumi Raka, Pemimpin Muda, Kuat Kesulungannya
Penulis: Martinus Laba Uung*
Analisis - 03 May 2025 - Views: 183
image empty
Dok. Pribadi, Martinus Laba Uung

Nama Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik yang luar biasa. Kiprah politiknya melejit sejak dari Walikota Solo hingga menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Gibran masih berusia muda, mampu memecahkan sejarah kepemimpinan Indonesia. Ia menjadi satu-satunya Wapres termuda yang mencatatkan diri dalam lembaran negara  kepemimpinan nasional di Istana Negara Jakarta. Ruang publik kembali riuh. Sebut saja bila menilik issue Gibran yang lalu yang terjadi waktu pilpres. MK telah memutuskan tidak ada pelanggaran hukum di situ [sengketa pilpres]. Kini muncul issue baru datangnya dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI tiba-tiba menyampaikan delapan poin tuntutan kepada Presiden Prabowo Subianto. Salah satu poin yang paling menyita perhatian adalah usulan agar Gibran dicopot melalui mekanisme Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Seruan itu disampaikan dalam bahasa yang sopan, tapi mengandung muatan politis yang dalam. Gibran dianggap produk dari proses yang cacat etik dan hukum, karena lahir dari putusan Mahkamah Konstitusi yang terbukti bermasalah.

Terlepas dari dinamika politik tersebut diatas, tampilnya Gibran dalam kancah politik nasional  telah memberikan motivasi dan inspirasi bagi jutaan kaum muda Indonesia. Begitu banyak kaum muda memberikan apresiasi, termotivasi dan dukungan yang sangat tinggi karena meski berusia muda ia mampu bediri sejajar dengan kaum tua yang kaliber di sasana politik nasional. Menurut mereka, Keberhasilan Gibran adalah pembuka jalan dan jembatan bagi kaum muda untuk berani maju dan tampil di arena percaturan politik. Sebagai  pemimpin harapan baru di era baru, generasi  muda sangat  tertarik dengan visi baru bahwa pemimpin tidak hanya didominasi orang tua namun melalui Gibran dominasi itu terbantahkan.

kehadiran Gibran harus diakui membawa harapan baru juga bahwa peran solidaritas generasi muda dalam pengambilan keputusan politik penting membantu dan dapat menciptakan momentum dan inovasi baru dalam tatanan politik.

Kekuatan Kesulungannya

Berbagai penelitian mengungkapkan adanya perbedaan signifikan dalam sikap percaya diri antara anak sulung dan anak bungsu. Seperti yang dilansir The Conversation, anak sulung memiliki sifat kepribadian yang lebih disukai, seperti keterbukaan terhadap pengalaman baru, kesadaran, ekstroversi, keramahan dan stabilitas emosi yang lebih besar, dari pada adik-adiknya. Anak sulung lebih cenderung menjadi kepala eksekutif dan manajer senior, dibandingkan saudaranya yang lain. Padahal lainnya Efek sulung (dan kemungkinan menjadi kepala eksekutif) lebih lemah dalam kasus laki-laki yang kemudian memiliki adik laki-laki, berkebalikan dengan perempuan. Anak sulung cenderung memiliki karakteristik psikologis yang berkaitan dengan kepemimpinan, termasuk tanggung jawab, kreativitas, kepatuhan, dan dominasi. Dalam studi, ini disebut dengan 'kekuatan kesulungan'.

Berkaitan dengan tanggungjawab kepemimpinan keluarga masa depan maka perlu didorong atau dukungan terhadap peran Orang Tua dalam mendukung anak sulung menyesuaikan dirinya sebagai Fondasi Keseimbangan dan Kesejahteraan warisan. Peran orang tua juga melakukan didikan yang penuh keseimbangan kepada saudara-saudara kandung dari anak sulung.

Pada aspek lainnya sebagai pengusaha muda yang berpengalaman pada sektor swasta, Gibran membawa  profesionalisme dan keuletan yang dapat berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pemerintahan. Intinya, kepemimpinan Gibran telah teruji,  kuat dan matang 100 persen.  Ia mampu bertahan dikancah politik. Meskipun dihantam badai isu negatif dan hoax, ia tetap rendah hati dan setia menjalankan tugas negara. Dahulu ayahnya ( Presiden Joko Widodo, red) selama kurang lebih 20 tahun dicaci maki. Mulai dari  Solo, DKI dan Presiden. Gibran banyak belajar dari pengalaman itu dan ia menjalaninya dengan tenang. Pembelajaran politik ayahnya membuat Ia semakin kuat dan menguatkan dirinya untuk terus matang dalam politik.

Sebagai seorang anak sulung, ia sangat  kuat, dan itu menjadi pembelajaran  kepemimpinan terutama dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Sudah terbukti ia tidak pernah reaktif walaupun diserbu badai dikritik. Kehadiran Gibran yang mendampingi Presiden Prabowo Subianto telah  memberikan warna tersendiri bagi kepemimpinan politik, pemerintahan dan seluruh kaum muda Indonesia. Penampilannya pada blantika podium politik bukan sekedar gagah-gagahan semata tetapi memberikan bukti kuat dan pesan politik  kepada generasi muda Indoneia bahwa kaum kuda juga bisa. (red)

 

*Penulis adalah Aktivis Sosial dan Analisa Kebijakan Publik