LIDAHRAKYAT . COM - Dalam upaya membekali generasi muda dengan keterampilan praktis dan kesadaran ekologis yang tinggi, PSE Caritas Keuskupan Atambua menggandeng sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dalam program pendampingan pengenalan inovasi pertanian modern. Program ini merupakan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Insana), Paroki-paroki di wilayah setempat, dan Komunitas Eko Enzim NTT.
Melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya dikenalkan pada teknologi dan praktik pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, tetapi juga dilibatkan secara langsung dalam proses budidaya, pembuatan pupuk organik, dan manajemen lahan sekolah berbasis ekologi.
Adapun sekolah yang menjadi sasaran binaan dalam program ini adalah:
SMP Negeri Sekon
SMP Negeri St. Maria Bitauni
SMP Satap Negeri Ekafalo
SMP Satap Negeri Kuafeu
SMPK St. Paulus Oelolok
Masing-masing sekolah mendapatkan fasilitas pertanian sederhana, benih dan bibit tanaman, serta pendampingan teknis berkala dari para fasilitator PSE Caritas dan mitra yang terlibat. Program ini juga menjadi ruang pembelajaran aktif bagi siswa untuk memahami pentingnya pertanian sehat, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan perubahan iklim global.
Komitmen PSE: Siapkan Generasi Tangguh Hadapi Perubahan Iklim
Dalam kegiatan yang berlangsung di SMP Negeri Sekon pada Senin, 16 Juni 2025, Koordinator PSE Caritas Keuskupan Atambua, Siju Maoreira, menyampaikan komitmen jangka panjang lembaga yang dipimpinnya dalam menciptakan transformasi sosial melalui pendidikan pertanian berbasis lingkungan.
“PSE Caritas Keuskupan Atambua berkomitmen mempersiapkan generasi muda masa kini untuk siap menghadapi perubahan iklim global dan menyambut modernisasi pertanian masa kini,” ujar Siju di hadapan para siswa, guru, dan mitra yang hadir.
“Komitmen ini telah kami melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan sekolah-sekolah binaan. Ini bukan program jangka pendek, tapi gerakan panjang menuju ketahanan ekologis dan pangan.”
Ia menambahkan bahwa dengan adanya keterlibatan lintas sektor, sekolah-sekolah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga akademik, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran kontekstual dan laboratorium hidup yang melatih anak-anak untuk mencintai alam dan bekerja produktif sejak dini.
Dukungan Pemerintah: Sejalan dengan Program Pemda TTU
Program pendampingan ini mendapat dukungan penuh dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Insana, sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Daerah TTU dalam pengembangan sektor pertanian.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator BPP Insana, Yakundus Sali, SP, yang diwakili oleh Siprianus Ua, menyampaikan bahwa program ini selaras dengan visi dan misi Pemda TTU, khususnya dalam peningkatan kualitas komoditas pertanian lokal.
“Program ini sangat bagus karena sejalan dengan program Pemda TTU dalam meningkatkan komoditi pertanian daerah. Karena itu, kami dari BPP Insana selama ini melakukan pendampingan rutin kepada siswa-siswi sekolah binaan,” jelas Siprianus.
“Kami siap terus membangun kerja sama seperti ini karena kami percaya anak-anak sekolah adalah masa depan pertanian TTU.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan nyata di lapangan merupakan pendekatan yang sangat strategis untuk menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap pertanian sejak dini.
Apresiasi dari Sekolah: Belajar Bukan Hanya di Kelas
Kepala SMP Negeri Sekon, Adrianus Ua, S.Pd, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program ini karena berhasil membawa siswa keluar dari ruang kelas dan langsung terjun ke dunia nyata pertanian.
“Program ini sangat bermanfaat karena anak-anak kami langsung praktik ke lapangan untuk bertani. Mereka tidak hanya mendengar teori, tetapi memegang tanah, menanam bibit, dan melihat proses tumbuhnya tanaman dengan mata kepala sendiri,” ujar Adrianus.
“Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemandirian, dan cinta lingkungan dalam diri mereka.”
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut, bahkan diperluas cakupannya agar semua sekolah di wilayah TTU mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh secara menyeluruh.
Teknologi Hijau: Pupuk Organik Eko Enzim
Salah satu aspek penting dalam program ini adalah pembuatan dan pengaplikasian pupuk organik Eko Enzim, yang diperkenalkan oleh Komunitas Eko Enzim NTT. Para siswa dan guru dilatih untuk memproduksi sendiri pupuk organik dari limbah dapur, buah-buahan, dan bahan alami lainnya.
Pendekatan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga mengajarkan prinsip ekonomi sirkular dan konservasi alam, yang sangat relevan dalam konteks krisis lingkungan global.
Menanam Harapan, Menuai Masa Depan
Melalui kolaborasi yang harmonis antara Gereja (PSE Caritas), Pemerintah (BPP Insana), Sekolah, dan Komunitas (Eko Enzim NTT), program ini menjadi model inspiratif pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis pendidikan dan kesadaran ekologis.
PSE Caritas Keuskupan Atambua menegaskan bahwa ini adalah langkah awal dari gerakan yang lebih besar untuk menciptakan sistem pertanian yang adil, ekologis, dan berakar pada nilai kemanusiaan dan spiritualitas lokal.
“Kami menanam bukan hanya bibit di tanah, tetapi menanam harapan dalam diri anak-anak yang suatu saat akan menjadi penentu arah masa depan daerah ini,” tutup Siju Maoreira.
17 hrs ago
17 hrs ago
2.46K
132