Jumat, 25 Apr 2025
LidahRakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Dia Yang Mencintaimu
Kumpulan Puisi Leni Marlina
Penulis: Leni Marlina*
Style - 22 Nov 2024 - Views: 579
image empty
Illustrasi
Ilustrasi Kumpulan Puisi Leni Marlina (Padang) "Dia yang Mencintaimu". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Artwork No. 271 by AI

/1/
Di Bawah Langit yang Tak Berbicara


Ia bagaikan langit yang tak bicara,
tak memberi janji di antara awan-awan yang berarak,
tak menawarkan pelangi di tengah hujan badai,
hanya birunya yang pekat, menyelimuti tanpa suara.

Diamnya adalah luka yang tertahan,
tak terlihat namun terasa di balik mata yang letih,
seperti garis-garis awan yang tak pernah sama,
berubah, namun tetap setia di atas kepala.

Dan meski ia tak mampu menyentuh bumi,
ia mengiringi langkahmu, memberi bayang pada siang,
memberi kerlip pada malam yang kosong,
tak peduli seberapa jauhnya jarak,
ia ada di sana, menunggumu dalam senyap.

Padang, Sumbar, 2010

/2/
Pasir yang Memeluk Tanpa Jejak

Kini, lihatlah dirinya yang menjelma bagaikan pasir, yang tenang di bawah ombak,
mengalir dan terbawa, namun tak pernah menghilang,
menjadi pelukan diam di bawah langkahmu,
meski jejakmu terhapus, ia tetap ada di sana.

Pasir itu adalah saksi dari rasa yang tak terucap,
yang menerima segala beban tanpa keluh,
menyerap setiap air mata yang jatuh,
lalu tenggelam dalam senyap, tak memberi tanda.

Kau tak pernah tahu betapa dalam ia menahan,
menyimpan rahasia di balik tiap butirnya,
dan saat kau pergi, ia tak menahan,
hanya terus berbisik dalam diam,
mencintai tanpa pernah berharap kembali.

Padang, Sumbar, 2010

/3/
Akar yang Menunggu di Bawah Bumi


Sadarkah kah kau, ia bagaikan akar yang tak terlihat,
tersembunyi di bawah tanah, jauh dari cahaya,
tak meraih bunga, tak menyentuh angin,
hanya menunggu, tak bergeming di dalam gelap.

Dalam kesunyian, ia menyusupkan kekuatan,
mengaliri pohon tanpa pernah meminta pujian,
menerima hujan tanpa pernah terlihat,
seperti cinta yang tak butuh sorot mata.

Dan ketika badai menerjang dengan beringas,
ia tak melawan, hanya menggenggam lebih erat,
menyimpan jiwamu di kedalaman yang tak tersentuh,
sebab baginya, cinta tak perlu dipuja,
cukup berada di sana, menjadi fondasi yang setia.

Padang, Sumbar, 2010

/4/
Bayang-Bayang yang Tak Tersentuh


Ia datang bagai bayang dalam senyap,
tak mengucap janji, tak menawarkan mimpi,
hanya menyelimuti hatimu dengan kehadiran samar,
seperti malam yang meluruhkan segala hiruk-pikuk dunia.

Ia tak menggenggammu, namun memeluk dengan kehadirannya,
tak memberi kata, namun hadir di tiap lirih sunyi,
seperti bayangan pohon yang merunduk rendah,
menjaga tubuhmu dari terik panas, tanpa terasa.

Di balik diamnya ada cerita yang tak kau ketahui,
kisah yang tertinggal dalam tatap kosong,
seperti kabut di pagi hari, rapat menyatu dengan udara,
tak pernah menghilang, meski tak dapat kau genggam.


Padang, Sumbar, 2010

/5/

Cinta yang Tak Pernah Bernama


Ia tak pernah berbicara tentang cinta,
tak ada kata mesra, tak ada tanda nyata,
namun dalam diamnya kau temukan kekuatan,
seperti akar yang tersembunyi, mencengkeram erat tanah.

Setiap langkahnya adalah untaian doa,
yang tak kau dengar, namun kau rasa hangatnya,
ia tak meminta pengakuan, tak menuntut gelar,
hanya berdiri teguh di sampingmu, tanpa suara.

Namanya tak pernah kau sebut dalam doa-doa malam,
namun ia adalah doa yang tak perlu dikatakan,
menjaga hatimu dalam jarak yang tak terlihat,
seperti angin yang membelai, tenang, tanpa kata.

Padang, Sumbar, 2024

/6/
Laut yang Menyimpan Rahasia


Lihatlah dia yang bagaikan laut  dalam dan gelap,
diamnya menelan ribuan cerita,
seperti ombak yang diam-diam datang,
menghapus jejakmu di pantai, meninggalkan ketenangan.

Kau tak tahu seberapa jauh kedalamannya,
namun setiap riaknya membawa rasa teduh,
ia menyimpan rahasia yang tak pernah diceritakan,
mengalir di antara karang-karang sunyi, tanpa batas.

Ketika kau resah, ia membisu dalam pelukan pasangnya,
menenangkan tanpa kata, menyentuh tanpa suara,
seperti laut yang setia pada pantai,
tak peduli berapa kali dunia menginginkan jaraknya pergi.

Padang, Sumbar, 2010

Riwayat Singkat

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi pribadi tahun 2010 Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.


Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria's Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin sejumlahkomunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:, (1) Komunitas Sastra Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, (2) Komunitas Internasional POETRY-PEN; (3) Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat): https://tinyurl.com/zxpadkr; (4) Komunitas Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02.


Komentar (35)
Made Bano Seran
20 Desember 2024, 00:37 WIB
Christy Yulianda Putri 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM


When translating, I employ various strategies and techniques to ensure accuracy, clarity and cultural relevance. Here are some:

Linguistic Strategies
1. *Literal Translation*: Translating word-for-word, preserving original meaning.
2. *Free Translation*: Conveying the overall meaning, allowing for flexibility.
3. *Idiomatic Translation*: Using equivalent idioms and expressions.
4. *Cultural Translation*: Considering cultural nuances and context.

Technical Techniques
1. *Word-for-Word Analysis*: Breaking down sentences into individual words.
2. *Syntax Analysis*: Examining sentence structure and grammar.
3. *Semantic Analysis*: Identifying meaning, connotations, and implications.
4. *Pragmatic Analysis*: Considering context, tone, and intended audience.

Made Bano Seran
20 Desember 2024, 00:34 WIB
Christy Yulianda Putri 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM

Ia bagaikan langit yang tak bicara,
tak memberi janji di antara awan-awan yang berarak,
tak menawarkan pelangi di tengah hujan badai,
hanya birunya yang pekat, menyelimuti tanpa suara.


"She's like the silent sky,
Unpromising amidst drifting clouds,
No rainbow in turbulent storms,
Just profound blue serenity, soundlessly embracing."
Made Bano Seran
20 Desember 2024, 00:33 WIB
Christy Yulianda Putri 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM

Ia bagaikan langit yang tak bicara,
tak memberi janji di antara awan-awan yang berarak,
tak menawarkan pelangi di tengah hujan badai,
hanya birunya yang pekat, menyelimuti tanpa suara.


This poetic stanza symbolizes a serene and steadfast presence, likened to a calm sky. It conveys a sense of stability, reliability and unwavering commitment, without seeking recognition or offering fleeting promises. The deep blue hue represents loyalty, trust and inner strength, evoking feelings of comfort and assurance.
Fany Margareta
08 Desember 2024, 22:35 WIB
The translation of this poem uses several strategies to preserve its emotional depth and vivid imagery. Adaptation is employed to adjust the phrasing, ensuring the meaning resonates in English while adapting to cultural and linguistic contexts. For example, "Diamnya adalah luka yang tertahan" becomes "Its silence is a wound held back," which maintains both the metaphor of silence and unspoken pain. Retention ensures key metaphors, such as the "lines of clouds" ("garis-garis awan"), remain intact, preserving the imagery. Compensation is used in expressions like "mata yang letih" (weary eyes), where "behind weary eyes" flows naturally in English but still conveys the intended emotion. The poetic style retains the original rhythm and lyrical quality, while the aesthetic style preserves the visual and emotional beauty of the poem. The translation also follows a communicative style, ensuring the emotional essence is conveyed clearly and powerfully to English-speaking readers. This combination of strategies helps to maintain the poem's impact and emotional resonance in the target language.

Zahrah Nabila (20019023) 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall 21 LM
Fany Margareta
08 Desember 2024, 22:29 WIB
Its silence is a wound held back,
invisible yet felt behind weary eyes,
like the lines of clouds that are never the same,
ever-changing, yet always faithful above us.

Zahrah Nabila (20019023) 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall 21 LM

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: Module 'igbinary' already loaded

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: